
Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Nganjuk harus lebih dioptimalkan dalam pembangunan berkelanjutan yang memanfaatkan kebudayaan. Direktur Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Kementerian Kebudayaan ketika menyampaikan hal itu saat membuka Rawat Budaya Mataraman 2025 di Kabupaten Nganjuk, tepatnya di GOR Bung Karno.
Lebih lanjut Bapak Restu Gunawan mengatakan kebudayaan memiliki banyak potensi yang belum diolah karena kurang percaya diri, padahal dengan menggerakkan kebudayaan dapat mendukung dan memberi dampak terhadap perekonomian, contohnya Pacu Jalur yang mendunia. Rawat Budaya Mataraman ini hadir mendukung kebudayaan yang ada di Nganjuk, dan Kementerian Kebudayaan hadir dan ada untuk mendukung potensi kebudayaan dan menjadi fasilitator. Adanya kolaborasi ini bertujuan untuk bersama-sama memajukan kebudayaan

Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi yang juga hadir dalam pembukaan, mengatakan bahwa ini merupakan rangkaian kerja sama antara Kabupaten Nganjuk dengan BPK Wilayah XI. Kegiatan ini tentunya juga membantu perekonomian Nganjuk karena melibatkan UMKM. Kegiatan ini tepat diadakan di GOR Bung Karno Nganjuk, sebagai pemerataan ekonomi, dan GOR Bung Karno pun mengandung nilai-nilai sejarah.

Rawat Budaya Mataraman merupakan upaya bersama dalam rangka merawat dan menjaga nilai luhur dari budaya Mataraman yang saat ini sedang berada di era modernisasi. Rangkaian ini menjadi salah satu langkah untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pelestarian kebudayaan Mataraman dan untuk generasi muda agar dapat menjaga dan kebudayaan Mataraman agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari dari tanggal 22-23 Agustus 2025. Sebelumnya juga terdapat lomba tari budaya Mataraman yang diikuti oleh beberapa sanggar tari se-Jawa Timur khususnya di wilayah Mataraman.